Oleh : HUMAM NURALAM (Mahasiswa Pendidikan Matematika, FPMIPA UPI)
Banyak jalan menuju Roma”, salah satu
pepatah yang sering kita dengar. Akan tetapi dalam mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, kadang pepatah tersebut keluar dari arti
sebenarnya. Ada beberapa orang yang mengartikannya bahwa, “Jika kita
ingin mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, maka kita boleh melakukan
segala cara yang kita bisa”. Sebetulnya hal tersebut memang benar, akan
tetapi kalimat ”melakukan segala cara yang kita bisa”, perlu ditekankan
arti yang sebenarnya, yaitu cara yang baik dan benar.
Berkembangnya zaman, tentu berdampak
pada berkembangnya pada berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi perkembangan tersebut tidak dimanfaatkan pada hal-hal yang
positif tetapi lebih digunakan untuk kepentingan yang ada, yang tidak
sesuai dengan nilai dan norma. Apabila hal tersebut dibiarkan begitu
saja, maka akan berdampak sangat besar terhadap masa depan bangsa.
Secara analogi dapat dikatakan, “apa yang dilakukan oleh generasi
sekarang akan menentukan generasi 10 tahun mendatang”. Artinya perlu
adanya perubahan pandangan terhadap perkembangan zaman. Salah satunya
adalah dengan cara kita memahami matematika.
Mengapa dengan memahami matematika kita
dapat mengupayakan untuk mengurangi penyimpangan dari nilai dan norma
bangsa? Apakah ada kaitannya?. Tentu sangat berkaitan erat antara
matematika dengan nilai dan norma, karena matematika sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang dapat kita pelajari dan pahami
dengan matematika. Salah satu arti kehidupan yang akan kita dapatkan
dengan memahami matematika adalah :
- Bersabar
- Ikhlas
- Kerja keras
- Bersyukur
Memahami matematika bukanlah memahami
hanya sekedar rumus dan angka atau soal dan penghitungan. Akan tetapi,
Memahami matematika adalah dengan menghubungkan konsep matematika dengan
kehidupan sehari-hari. Lalu, konsep apakah yang dapat kita hubungkan
dengan kehidupan sehari-hari?. Tentu sangat banyak, akan tetapi kita
dapat melihatnya dari hal yang paling sederhana, yakni ketika kita
mendapatkan soal-soal matematika seperti:
"Diketahui sebuah kebun berbentuk persegi
panjang mempunyai ukuran panjang 15 m dan lebar 10 m. Berapakah
keliling dari kebun berbentuk persegi panjangg tersebut?"
Dalam mengerjakan soal tersebut, konsep
pemikiran kita terlebih dahulu adalah membuat sebuah pernyataan apakah
yang diketahui atau premise dari soal tersebut, yaitu:
Diketahui:
Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan memiliki:
Panjang : 15 m
Lebar : 10 m
Selanjutnya kita menentukan hal yang ingin dicapai atau conclusion dari soal tersebut, yaitu :
Keliling kebun berbentuk persegi panjang = …………….. m
Dari premis menuju konklusi
tentu ada tahap-tahap lain yang harus dilakukan, yakni tahap
pembuktian. Tahap pembuktian akan kita dapat setelah kita memahami dari premise menuju conclusion, yaitu:
Penyelesaian:
Rumus keliling persegi panjang = (2 x panjang) + (2 x lebar)
Karena telah diketahui ukuran panjang dan lebarnya, maka kita dapat mengaplikasikannya kedalam rumus tersebut.
Keliling kebun berbentuk persegi panjang = (2 x panjang) + (2 x lebar)
= (2 x 15 m) + (2 x 10 m)
= 30 m + 20 m
= 50 m
Hal tersebut dapat kita aplikasikan ke
dalam kehidupan sehari-hari yakni, ketika seseorang menghadapi suatu
masalah, maka pandangan yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu adalah
dengan memahami masalah apa yang dihadapi. Lalu buatlah solusi yang
tepat agar masalah tersebut terselesaikan sesuai dengan yang kita
harapkan. Dan dalam pencapaian menuju penyelesaian masalah maka
diperlukan sebuah strategi. Strategi dapat dilakukan tentu dengan
langkah-langkah yang sesuai dan benar.
Dalam proses melaksanakan stategi,
disana seseorang dapat belajar mengenai arti bersabar. Maksudnya adalah
bersabar dalam menjalani sebuah proses untuk sebuah harapan yang ingin
dicapai. Apabila seseorang tidak bersabar, maka akan menghasilkan sebuah
pencapaian yang tidak sesuai, dan justru akan menimbulkan masalah yang
baru. Oleh karena itu, kesabaran merupakan kunci utama dalam
menyelesaikan masalah.
Kemudian, sikap yang harus dimiliki
adalah ikhlas. Maksudnya adalah ikhlas dalam menerima setiap masalah
yang dihadapi dan ikhlas dalam menjalani proses penyelesaian masalah
agar setiap masalah yang dihadapi menjadi sebuah pahala.
Selain itu juga diperlukan sebuah kerja
keras untuk mencari sebuah penyelesaian masalah. Apabila kita melakukan
penyelesaian sebuah masalah dengan setengah hati maka hasil yang akan
kita dapat juga tidak akan semaksimal yang kita inginkan. Sehingga
apabila kita bekerja keras 50% maka hasilnya akan mendekati atau sama
dengan 50%. Tetapi apabila kita bekerja keras dengan 98% maka hasilnya
akan mendekati atau melebihi 98%.
Ketika telah tercapainya sebuah
peenyelesaian masalah, maka seseorang tersebut akan bertemu dengan
“bersyukur”. Lalu apa yang dapat dihubungkan antara bersykur dengan
masalah?. Bersyukur dalam maksud tersebut adalah seseorang akan belajar
untuk menghargai sesuatu dan menikmati segala apa yang telah diberikan.
Hal ini mendorong seseorang untuk lebih mensyukuri setiap masalah yang
dihadapi. Karena dengan bersyukur kita akan belajar bahwa setiap
permasalahan akan menjadikan kita untuk semakin berkembang dan bijaksana
dalam menghadapi masalah-masalah lain.
Dan apabila rasa “bersyukur” dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka penyimpangan dalam
perkembangan zaman tidak akan terjadi. Karena kita akan sadar bahwa
segala sesuatu yang telah terjadi pasti memiliki sebuah makna. Dan tentu
kita sebagai pemeran dalam kehidupan harus menggunakannya dengan baik
dan benar agar kelak keinginan yang kita harapkan sesuai dengan harapan
dan tidak menjadikan kita semakin tinggi hati atau melakukan
penyimpangan nilai dan norma kehidupan.
Lalu kita kadang bertanya, mengapa
ketika kita mendapatkan hasil ujian tidak sesuai dengan harapan? padahal
usaha dan do’a kita telah dilakukan dengan maksimal. Itu berarti kita
belajar untuk bersyukur, bersyukur menerima segala apa yang telah kita
lakukan. Bukan sebaliknya kita menjadi berhenti untuk memperbaikinya.
Karena dengan bersyukur bukan berarti untuk menyerah, tetapi dengan
bersyukur kita menerima apa yang telah kita lakukan dengan semaksimal
mungkin. Dampak dari bersyukur kita akan merasakan bahwa hidup adalah
untuk disyukuri dan di jalani karena Tuhan yang Maha Esa. Di setiap
langit pasti ada langit, artinya ketika kita telah mencapai dari apa
yang telah kita capai, maka sikap bersyukur haruslah dipegang teguh
dengan sebaik-baiknya, karena bersyukur tidaklah merugikan akan tetapi
dengan bersyukur berarti kita memaknai bahwa tidaklah ada sebuah usaha
yang sia-sia, karena setiap usaha pasti memiliki sebuah pengorbanan yang
tidak mudah. Memerlukan sebuah tekad yang besar untuk tetap bertahan
seperti halnya soal matematika yang harus dijawab dengan tahap yang
benar. Dan sesulit apapun soal dari matematika, pasti memiliki sebuah
jawaban, tergantung dari sikap kita yang ingin bersyukur atau justru
menjadikannya sebuah beban. Sebuah masa depan bukanlah karena orang lain
akan tetapi karena diri kita sendiri.
Sikap-sikap seperti itulah yang harus
terus dikembangkan kepada generasi-generasi selanjutnya agar nilai dan
norma dalam kehidupan sehari-hari tidak terkikis oleh perkembangan
zaman. Sehingga dengan berkembangnya zaman, tentu
permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi haruslah dapat kita hadapi
dengan bijaksana, karena perkembangan zaman tidak dapat kita hentikan
akan tetapi dapat kita jadikan sebuah peluang untuk mencapai kesuksesan
kita.
0 Komentar:
Post a Comment