Oleh:
Humam Nuralam
(Mahasiswa Pendidikan Matematika B
2012, FPMIPA UPI)
“Banyak jalan menuju Roma”, salah satu pepatah yang sering kita
dengar. Akan tetapi dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
kadang pepatah tersebut keluar dari arti sebenarnya. Ada beberapa orang yang
mengartikannya bahwa, “Jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang kita inginkan,
maka kita boleh melakukan segala cara yang kita bisa”. Sebetulnya hal tersebut
memang benar, akan tetapi kalimat ”melakukan segala cara yang kita bisa”, perlu
ditekankan arti yang sebenarnya, yaitu cara yang baik dan benar.
Berkembangnya
zaman, tentu berdampak pada berkembangnya pada berbagai bidang dalam kehidupan
sehari-hari. Akan tetapi perkembangan tersebut tidak dimanfaatkan pada hal-hal
yang positif tetapi lebih digunakan untuk kepentingan yang ada, yang tidak
sesuai dengan nilai dan norma. Apabila hal tersebut dibiarkan begitu saja, maka
akan berdampak sangat besar terhadap masa depan bangsa. Secara analogi dapat
dikatakan, “apa yang dilakukan oleh generasi sekarang akan menentukan generasi
10 tahun mendatang”. Artinya perlu adanya perubahan pandangan terhadap perkembangan
zaman. Salah satunya adalah dengan cara kita memahami matematika.
Mengapa dengan memahami
matematika kita dapat mengupayakan untuk mengurangi penyimpangan dari nilai dan
norma bangsa? Apakah ada kaitannya?. Tentu sangat berkaitan erat antara
matematika dengan nilai dan norma, karena matematika sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang dapat kita pelajari dan pahami dengan
matematika. Salah satu arti kehidupan yang akan kita dapatkan dengan memahami matematika
adalah :
1.
Bersabar
2.
Ikhlas
3.
Kerja
keras
4.
Bersyukur
Memahami
matematika bukanlah memahami hanya sekedar rumus dan angka atau soal dan
penghitungan. Akan tetapi, Memahami matematika adalah dengan menghubungkan
konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Lalu, konsep apakah yang dapat
kita hubungkan dengan kehidupan sehari-hari?. Tentu sangat banyak, akan tetapi
kita dapat melihatnya dari hal yang paling sederhana, yakni ketika kita mendapatkan
soal-soal matematika seperti :
Diketahui sebuah kebun berbentuk persegi panjang mempunyai ukuran panjang 15 m dan lebar 10 m. Berapakah keliling dari kebun berbentuk persegi panjang tersebut?
Dalam mengerjakan soal tersebut, konsep pemikiran kita terlebih
dahulu adalah membuat sebuah pernyataan apakah yang diketahui atau premis
dari soal tersebut, yaitu:
Diketahui:
Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan memiliki :
Panjang : 15 m
Lebar : 10 m
Selanjutnya kita menentukan hal yang ingin dicapai atau konklusi
dari soal tersebut, yaitu :
Keliling kebun berbentuk persegi panjang = ................. m
Dari premis menuju konklusi tentu ada tahap-tahap
lain yang harus dilakukan, yakni tahap pembuktian. Tahap pembuktian akan kita
dapat setelah kita memahami dari premis menuju konklusi, yaitu :
Penyelesaian:
Rumus keliling persegi panjang = (2 x panjang) + (2 x lebar)
Karena telah diketahui ukuran panjang dan lebarnya, maka kita dapat mengaplikasikannya kedalam rumus tersebut.
Keliling kebun berbentuk persegi panjang = (2 x panjang) + (2 x lebar)
= (2 x 15 m) + (2 x lebar)
= 30 m + 20 m
= 50
Hal tersebut dapat kita aplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari
yakni, ketika seseorang menghadapi suatu masalah, maka pandangan yang
seharusnya dilakukan terlebih dahulu adalah dengan memahami masalah apa yang
dihadapi. Lalu buatlah solusi yang tepat agar masalah tersebut terselesaikan
sesuai dengan yang kita harapkan. Dan dalam pencapaian menuju penyelesaian
masalah maka diperlukan sebuah strategi. Strategi dapat dilakukan tentu dengan
langkah-langkah yang sesuai dan benar.
Dalam proses melaksanakan strategi,
disana seseorang dapat belajar mengenai arti bersabar. Maksudnya adalah
bersabar dalam menjalani sebuah proses untuk sebuah harapan yang ingin dicapai.
Apabila seseorang tidak bersabar, maka akan menghasilkan sebuah pencapaian yang
tidak sesuai, dan justru akan menimbulkan masalah yang baru. Oleh karena itu,
kesabaran merupakan kunci utama dalam menyelesaikan masalah.
Kemudian, sikap yang harus dimiliki adalah ikhlas. Maksudnya adalah
ikhlas dalam menerima setiap masalah yang dihadapi dan ikhlas dalam menjalani
proses penyelesaian masalah agar setiap masalah yang dihadapi menjadi sebuah
pahala.
Selain itu juga diperlukan sebuah kerja keras untuk mencari sebuah
penyelesaian masalah. Apabila kita melakukan penyelesaian sebuah masalah dengan
setengah hati maka hasil yang akan kita dapat juga tidak akan semaksimal yang
kita inginkan. Sehingga apabila kita bekerja keras 50% maka hasilnya akan
mendekati atau sama dengan 50%. Tetapi apabila kita bekerja keras dengan 98%
maka hasilnya akan mendekati atau melebihi 98%.
Ketika telah
tercapainya sebuah peenyelesaian masalah, maka seseorang tersebut akan bertemu
dengan “bersyukur”. Lalu apa yang dapat dihubungkan antara bersyukur dengan
masalah?. Bersyukur dalam maksud tersebut adalah seseorang akan belajar untuk menghargai
sesuatu dan menikmati segala apa yang telah diberikan. Hal ini mendorong
seseorang untuk lebih mensyukuri setiap masalah yang dihadapi. Karena dengan
bersyukur kita akan belajar bahwa setiap permasalahan akan menjadikan kita
untuk semakin berkembang dan bijaksana dalam menghadapi masalah-masalah lain.
Dan apabila
rasa “bersyukur” dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka
penyimpangan dalam perkembangan zaman tidak akan terjadi. Karena kita akan
sadar bahwa segala sesuatu yang telah terjadi pasti memiliki sebuah makna. Dan
tentu kita sebagai pemeran dalam kehidupan harus menggunakannya dengan baik dan
benar agar kelak keinginan yang kita harapkan sesuai dengan harapan dan tidak
menjadikan kita semakin tinggi hati atau melakukan penyimpangan nilai dan norma
kehidupan.
Lalu kita
kadang bertanya, mengapa ketika kita mendapatkan hasil ujian tidak sesuai
dengan harapan? padahal usaha dan do’a kita telah dilakukan dengan maksimal.
Itu berarti kita belajar untuk bersyukur, bersyukur menerima segala apa yang
telah kita lakukan. Bukan sebaliknya kita menjadi berhenti untuk memperbaikinya.
Karena dengan bersyukur bukan berarti
untuk menyerah, tetapi dengan bersyukur kita menerima apa yang telah kita
lakukan dengan semaksimal mungkin. Dampak dari bersyukur kita akan merasakan
bahwa hidup adalah untuk disyukuri dan di jalani karena Tuhan yang Maha Esa. Di
setiap langit pasti ada langit, artinya ketika kita telah mencapai dari apa
yang telah kita capai, maka sikap bersyukur haruslah dipegang teguh dengan
sebaik-baiknya, karena bersyukur tidaklah merugikan akan tetapi dengan
bersyukur berarti kita memaknai bahwa tidaklah ada sebuah usaha yang sia-sia,
karena setiap usaha pasti memiliki sebuah pengorbanan yang tidak mudah. Memerlukan
sebuah tekad yang besar untuk tetap bertahan seperti halnya soal matematika
yang harus dijawab dengan tahap yang benar. Dan sesulit apapun soal dari
matematika, pasti memiliki sebuah jawaban, tergantung dari sikap kita yang
ingin bersyukur atau justru menjadikannya sebuah beban. Sebuah masa depan
bukanlah karena orang lain akan tetapi karena diri kita sendiri.
Sikap-sikap
seperti itulah yang harus terus dikembangkan kepada generasi-generasi
selanjutnya agar nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari tidak terkikis
oleh perkembangan zaman. Sehingga dengan berkembangnya zaman, tentu
permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi haruslah dapat kita hadapi dengan
bijaksana, karena perkembangan zaman tidak dapat kita hentikan akan tetapi
dapat kita jadikan sebuah peluang untuk mencapai kesuksesan kita.
Wassalamu'alaikum
0 Komentar:
Post a Comment